Tabungan Ekstra

Tabungan Ekstra
cara nabung yg menguntungkan

Pay Per click Paling Mahal!blm apa2 udah $24 cash out $75

Cari duit Mudah cuma tinggal KLIK!

Cari duit yg gampang dengan Modal Gratis

Woro-Woro....

Telah di terbitkan Blogger Dlast Pattaya
alamatnya di dlastpattaya.blogspot.com
atau klik link di rentetan link ku...

OSS n POSS  

Kamis, 18 Desember 2008


Definisi
Open source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan oleh pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Jika pembuat program melarang orang lain untuk mengubah dan atau menyebarluaskan program buatannya, maka program itu bukan open source, meskipun tersedia kode programnya.
Open source merupakan salah satu syarat free software. Free software pasti open source software, namun open source software belum tentu free software. Contoh free software adalah Linux. Contoh open source software adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free software tidak dapat diubah menjadi berlisensi tidak free software, sedangkan FreeBSD yang berlisensi open source software dapat diubah menjadi tidak open source. FreeBSD (open source) merupakan salah satu dasar untuk membuat Mac OSX (tidak open source). www.opensource.org/licenses memuat jenis-jenis lisensi open source.

Sejarah
Mulai tahun 1994-1995, server-server di ITB mulai menggunakan FreeBSD sebagai sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem operasi open source dan tangguh untuk keamanan jaringan maupun server. Tetapi kemudian para administrator jaringan di Computer Network Research Group (CNRG) ITB lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X yang berbasis BSD daripada sistem operasi lain
Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah peranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di universitas-universitas Amerika seperti Stanford, Berkeley, Carnegie Mellon, and MIT pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan tiap orang bisa memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus menanda-tangani nondisclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini.
Karena itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT tidak bisa mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Dan tahun 1985 dia mendirikan organisasi nirlaba Free Software Foundation. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengembangkan sistem operasi. Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai piranti lunak: gcc (pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU. Akan tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan suatu kernel sistem operasi yang menjadi target utamanya. Ada beberapa penyebab kegagalannya, salah satunya yang mendasar adalah sistem operasi tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil pengembang, dan tidak melibatkan komunitas yang lebih luas dalam pengembangannya.
Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 di Finland mulai mengembangkan suatu sistem operasi yang disebutnya Linux. Dalam pengembangannya Linus Torvalds melempar kode program dari Linux ke komunitas terbuka untuk dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus berkembang dimana kemudian akhirnya melahirkan distribusi-distribusi Linux yang berbeda tetapi mempunyai pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari GNU glibc seperti RedHat, SuSE, Mandrake, Slackware, dan Debian dan lainnya. Beberapa dari distribusi di atas ada yang bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro turunan, contohnya adalah Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, dan lainnya.
Kontribusi utama lain dari FSF selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU public License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi ulang peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil modifikasi tersebut tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds juga menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar Linux. Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak tersebut.
Akan tetapi teminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak gratis dianggap aneh. Kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya OSI (Open Source Initiative) suatu organisasi nirlaba yang mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric Raymond dan timnya.

Sistem Operasi Open Source
Seperti diketahui bersama sejak pertama kali diperkenalkan kala itu ada dua jenis sistem operasi atau Operating System yaitu UNIX dan Non-UNIX. Sistem operasi Non Unix antara lain IBM-PC DOS, kemudian setelah itu muncul MS-DOS, Mac-OS, dan lain-lain). UNIX umumnya digunakan pada komputer-komputer besar seperti super komputer, mainframe dan sebagainya, sedangkan non-UNIX umumnya digunakan dilingkungan komputer PC.
UNIX dikembangkan akhir tahun 60-an oleh sebuah group yang dipimpin Ken Thompson dari AT & T Laboratories. Pada awalnya sistem operasi ini didistribusikan secara gratis untuk pengembangan ke institusi-institusi pendidikan. Namun dalam perjalanannya, setelah banyak dipakai oleh dunia industri dan bisnis karena kehandalannya dalam dunia jaringan (networking), maka sistem operasi ini dipatenkan dan diperdagangkan.
Di Indonesia sendiri UNIX dalam perkembangannya lebih dikenal sebagai sistem operasi yang mahal, sehingga banyak perusahaan dan instansi pemerintah merasa tidak mampu membeli sistem operasi ini karena harganya terlalu mahal. Disamping harganya mahal kelangkaan program aplikasi untuk keperluan sehari-hari juga sulit ditemukan. Perkembangan UNIX yang mahal dan penggunaanya yang terbatas disebabkan karena dirancang untuk mengerjakan perintah-perintah program secara simultan (multitasking) dan bisa digunakan oleh beberapa user secara bersama (multiuser).
Di lingkungan perguruan tinggi sistem operasi UNIX hanyalah digunakan oleh PTN dan PTS besar saja. Sehingga tidak semua PTN dan PTS yang memiliki fakultas komputer sekalipun tidak mampu memberli dan mengajarkan UNIX kepada mahasiswanya. Kemudian dengan hadirnya IBM-PC DOS dan kemudian MS-DOS yang diperkenalkan tahun 1981 oleh Microsoft yang merupakan sistem operasi untuk IBM-PC yang waktu jalan pada komputer PC-XT 8086, PC-AT 286 dan PC-AT 386.
Sejak saat itu peran Microsoft dalam industri piranti lunak mulai merajai pasaran di seluruh dunia khususnya untuk sistem operasi dan aplikasi praktis perkantoran. Bahkan sejak dirilisnya Microsoft Windows versi 1.x, Windows Versi 2.x, Windows Versi 3.x, Microsoft Windows 95, Windows NT, Microsoft Windows 2000 Pro dan Server, Windows XP, Microsoft Windows 2003 Server hingga versi Longhorn yang akan diluncurkan dalam waktu dekat tetap akan merajai pasaran piranti lunak dunia.
Di Indonesia sendiri penggunaan piranti lunak khususnya Microsoft memang tidak bisa dipungkiri walaupun tidak semua perusahaan, instansi pemerintah atau perguruan tinggi membeli ataupun melakukan Agreement dengan Microsoft. Bahkan untuk pemakai rumahan mungkin bisa dihitung dengan jari yang menggunakan sistem operasi maupun software yang legal. Hal ini bisa berdampak negatif, baik bagi pemerintah maupun bagi pemakainya sendiri terutama bila dikaitkan dengan sudah berlakuknya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang di dalamnya termasuk program komputer.
Sebenarnya dalam lingkungan TI dikenal pula software yang menggunakan lisensi opensource. Dimana software tersebut dapat digunakan secara terbuka dan dapat dikembangkan oleh siapa saja. Software opensource merupakan program yang dapat dibagikan kepada orang lain dalam bentuk source code atau program mentah. Opensource mendorong pengguna untuk lebih berimprovisasi dengan software tersebut. Dalam hal software system operasi, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa terdapat berbagi macam ystem operasi, mulai dari UNIX, Windows, Mac OS, hingga Linux.
Linux adalah salah satu software system operasi yang bersifat opensource. Banyak orang yang ingin mencoba system operasi ini karena mempunyai banyak kelebihan. Tapi karena sebelumnya sudah terbiasa dengan satu system operasi tertentu mengakibatkan sedikit ragu-ragu untuk mengganti system operasinya. Walaupun dalam prakteknya linux bisa didampingkan dengan system operasi lain (dual boot) tapi tetap saja harus melakukan langkah-langkah yang mungkin sebelumnya tidak pernah dilakukan sewaktu melakukan instalasi system operasi yang lain (windows). Pada umumnya sewaktu meng-instal system operasi dengan menggunakan dual boot, akan memngalami kesulitan pada saat melakukan partisi pada hard disk.
Akan tetapi hal ini bisa diatasi dengan adanya linux live cd. Salah satunya adalah Linux Knoppix. Linux live CD mempunyai kemampuan dapat langsung dijalankan dari CD tanpa harus di install terlebih dahulu. Jadi, begitu proses booting dimulai, CD Linux Knoppix langsung diakses dan Linux Knoppix mulai berjalan bertahap secara otomatis. Pengenalan hardware pun dilakukan secara otomatis yang berakhir dengan keluarnya tampilan GUI (Graphical User Interface) KDE. Dan bila kita ingin berganti ke system operasi yang telah kita install di harddisk, kita cukup restart dan mengeluarkan CD Linux Knoppix. Mudah bukan?

Gambar 1 : Tampilan Linux Knoppix 3.6
Didalam CD Linux Knoppix telah tersedia berbagai macam aplikasi yang siap digunakan ketika Linux Knoppix telah aktif. Aplikasi tersebut diantaranya :
1. Aplikasi office (word processing, spread sheet, presentation)
2. Aplikasi jaringan dan internet (browser, email client, chat)
3. Aplikasi multimedia (audio player, video player, graphic)
4. Aplikasi hiburan (games, edutainment)
5. Aplikasi pemrograman (program editor)
6. Aplikasi server (web server, database server), dll.

Software Linux Knoppix ini didistribusikan dibawah lisensi Debian GNU/Linux secara gratis. Nama Knoppix berasal dari nama penemunya yaitu Klaus Knopper. Untuk mendapatkannya kita bisa mendownload ISO CD Image 700 MB dari http://www.knoppix.net/get.php atau http://kambing.vlsm.org/debian-cd/knoppix/ (mirror Indonesia) dan mem-burn image tadi ke CD.
Aplikasi yang terdapat pada Linux Knoppix
 Linux Explorer
Seperti tampilan GUI pada Microsoft Windows, GUI KDE pada linux memiliki yang disebut Linux explorer yang bernama conqueror. Software ini begunaka untuk mengakses file yang terdapat pada harddisk, cdrom juga floppy.
 Aplikasi Office
Didalam linux knoppix telah terdapat aplikasi office seperti word processing, spread sheet dan presentations. Fungsi-fungsi tersebut dibundle oleh software yang bernama Openoffice. Dari tampilan memang sedikit berbeda dengan Office keluaran Microsoft. Namun, dari sisi penggunaan dan fitur bisa dibilang hampir sama dengan yang ada di Microsoft Office.
Berikut ini adalah padanan yang ada di Microsoft Office dengan yang ada di OpenOffice :
Microsoft Office – OpenOffice
Microsoft Word - OpenOffice Writer
Microsoft Excel - OpenOffice Calc
Microsoft Powerpoint - OpenOffice Impress
Selain Openoffice, didalam linux knoppix juga terdapat KOffice. Software ini merupakan satu paket dengan GUI KDE.
 Aplikasi Multimedia
Linux knoppix telah menyediakan aplikasi audio player seperti XMMS untuk dipakai memainkan musik dari file mp3 atau dari cd audio. Jika ingin menonton film dari VCD a tau DVD, bisa menggunakan Xine Media Player. Untuk user yang biasa bekerja dengan gambar, Linux Knoppix menyiapkan Kpaint dan Gimp. Fungsi Gimp mirip dengan fungsi dari Adobe Photoshop.
 Aplikasi Internet
Untuk browsing di internet, Linux Knoppix menyediakan aplikasi mozilla dan conqueror. Sedangkan untuk email client, bisa menggunakan Ximian Evolution.
Linux Knoppix memiliki banyak kelebihan, diantaranya :
 Tidak perlu di install ke dalam harddisk, cukup boot lewat CD
 Mudah digunakan, tidak perlu meng-install driver hardware (auto detect)
 Didalamnya ada banyak aplikasi untuk berbagai keperluan yang bisa langsung digunakan tanpa perlu meng-Install.
 Mudah mendapatkannya, download dari website knoppix atau kopi dari teman, dll.

Dengan semakin bagusnya perkembangan system operasi opensource, maka tidak ada salahnya jika Anda mencoba menggunakannya, karena didapat secara cuma-cuma (gratis), sehingga Anda tidak akan dipsingkan dengan biaya pembelian yang mahal.

POSS (pemberdayaan) di ITS dan Perguruan tinggi lainnya
 POSS di ITS
Sebagai salah satu institusi pendidikan yang bergerak di bidang teknologi, ITS mau tidak mau harus mengakomodasi dua ‘aliran’ yang pengembangan software. Dua aliran yang terus menerus bersaing tersebut adalah aliran copyright dan copyleft. Dengan kekuatan, aliran copyright berusaha mengunggulkan produk-produknya. Sebaliknya, aliran copyleft terkesan tidak ada yang mempromosikannya.
Padahal banyak produk-produk aliran copyleft alias OSS yang tidak kalah kualitasnya. Pada sisi lain, Indonesia sedang berupaya menegakkan HAKI. Upaya tersebut terasa sulit karena masyarakat kita sudah lama terbutakan dan terbius oleh software bajakan. Untuk itu upaya pemasyarakatan produk-produk OSS perlu digiatkan.
Selain itu, kebijakan program Indonesia Go Open Source (IGOS) yang bertujuan meningkatkan akselerasi pendayagunaan Open Source Software (OSS) dan memperkuat upaya infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga ikut mendorong ITS untuk mendirikan pusat kegiatan yang berhubungan dengan OSS di kota Surabaya khususnya bagi komunitas Open Source di ITS dengan nama : POSS-ITS ”Pemberdayagunaan Open Source Software – ITS”.
Selain di ITS, pada universitas – universitas lainnya di Indonesia, seperti UI, ITB, dll. yang di tunjuk sebagai bagian dari IGOS, telah aktif berperan dalam mensosialisasikan opensource, semisal UI yang telah menyelenggarakan “UI open source Day 2008” pada tanggal 26 November 2008. Selain itu UI juga telah merilis produk terbaru dari POSS UI, yaitu “DVD Repository Ubuntu 8.10”. selain itu, ITB juga telah mengadakan sosialisasi open office.org Impress di SMKN 1 Cimahi, dan masih banyak yang lainnya.

POSS Network
Jaringan Pusat Pendayagunaan Open Source Software (POSS Network) merupakan jaringan perguruan tinggi di Indonesia, yang bertujuan untuk mempercepat pendayagunaan OSS di masyarakat melalui berbagai kegiatan, antara lain:
1. Pemasyarakatan OSS,
2. Pelatihan OSS, dan
3. Dukungan penggunaan OSS.

Visi:
Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui penggunaan perangkat komputer (khususnya perangkat lunak komputer) yang legal.

Misi:
Membantu masyarakat untuk dapat lebih memanfaatkan perangkat komputer dengan menggunakan OSS sebaik dan semudah mungkin, melalui:
1. Pendayagunaan OSS sesuai dengan kebutuhan,
2. Sosialisasi OSS, dan
3. Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan apresiasi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan.

Jaringan perguruan tinggi:

1. Universitas Udayana
2. Universitas Airlangga
3. Institut Teknologi Sepuluh November
4. Universitas Gajah Mada
5. Institut Teknologi Bandung (fasilitator POSS Network)
6. President University
7. Institut Pertanian Bogor
8. Universitas Indonesia
9. Politeknik Manufaktur Astra
10. Universitas Al-Azhar
11. Politeknik Batam
12. Politeknik Del
13. Univ. Syiah Kuala

Syarat-syarat distribusi
Syarat – syarat distribusi open source software harus memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Distribusi Ulang Gratis Lisensi distribusi tidak melarang pihak manapun untuk menjual atau memberikan software sebagai bagian dari distribusi software terpadu yang memuat program-program dari beberapa sumber yang berbeda. Lisensi seharusnya tidak mensyaratkan royalti atau biaya lain untuk hal tersebut.
2. Kode Sumber Program harus menyertakan kode sumber, dan harus mengizinkan distribusi kode sumber sebagaimana distribusi bentuk terkompilasinya. Jika sebuah produk tidak didistribusikan dengan kode sumbernya, harus ada sarana yang terpublikasi baik untuk mendapatkan kode sumber dengan mudah. Kode sumber harus dalam bentuk yang memudahkan programmer untuk memodifikasi program tersebut. Bentuk intermediet, seperti output preprosesor atau translator tidak diperbolehkan.
3. Kerja Turunan Lisensi harus mengizinkan modifikasi dan penerusan hasil kerja oleh orang lain, serta harus mengizinkannya untuk didistribusikan di bawah lisensi yang sama dengan software aslinya.
4. Integritas Penulis Kode Sumber Lisensi dapat melarang kode sumber untuk didistribusikan ulang dalam bentuk termodifikasi hanya jika lisensi mengizinkan distribusi file-file tambahan beserta kode sumber untuk tujuan memodifikasi progran pada masa pembangunan. Lisensi harus secara eksplisit mengizinkan distribusi software yang dibangun dari modifikasi kode sumber. Lisensi mungkin mensyaratkan hasil kerja turunan untuk menggunakan nama atau versi yang berbeda dari software aslinya.
5. Tak Ada Diskriminasi terhadap Pribadi atau Golongan Lisensi tidak boleh mendiskriminasi pribadi atau golongan manapun.
6. Tak Ada Diskriminasi terhadap Bidang atau Usaha Tertentu Lisensi tidak boleh melarang siapapun untuk memanfaatkan program dalam bidang atau usaha tertentu. Misalnya, tidak boleh melarang program untuk digunakan di bidang bisnis, atau digunakan dalam riset genetika.
7. Distribusi Lisensi Hak-hak yang dimiliki oleh program harus dapat diaplikasikan oleh semua orang yang menerima distribusi program tersebut, tanpa perlu penambahan lisensi oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
8. Lisensi Tidak Spesifik untuk Satu Produk Hak-hak yang dimiliki program bukan karena program tersebut menjadi bagian distribusi software tertentu. Jika program tersebut dipisahkan dari distribusi tersebut dan digunakan atau didistribusikan di bawah lisensi program, semua pihak yang menerima distribusi tersebut mempunyai hak yang sama sebagaimana hak yang dipunyai oleh distribusi software asal.
9. Lisensi Tidak Membatasi Software Lain Lisensi tidak boleh melakukan pembatasan terhadap software lain yang didistribusikan bersama dengan software yang diberi lisensi. Misanya, lisensi tidak boleh memaksa agar semua program lain yang didistribusikan melalui medium yang sama harus merupakan open source software.
10. Lisensi Harus Netral terhadap Teknologi Tidak ada syarat lisensi yang merupakan predikat dari suatu teknologi atau gaya antarmuka tertentu.

Sumber : - step2k.blogsome.com/2005/01/20/3/
- frankdjeby.wordpress.com/2008/11/17/sejarah-open-source-sistem-operasi/
- opensource.unair.ac.id
- poss.its.ac.id
- poss.itb.ac.id
-.poss.ui.ac.id/headline/2008/11/06/agenda-rutin-poss-ui-pengembangan-dvd- repository- ubuntu-810/
- poss.ui.ac.id/headline/2008/11/28/laporan-kegiatan-ui-open-source-day-2008/
- osc.ugm.ac.id/ossdata/index.php?title=Definisi_Open_Source


Perbedaan antara IS dan IT

AddThis Social Bookmark Button


1 komentar: to “ OSS n POSS

  • Anonim
    30 Desember 2008 pukul 02.06  

    Trima kasih telah mengunjungi blog saya!
    Btw, anak SI koq banyak yang nyasar ke blog saya yah?
    Apa ada tugas tentang open source ato gimana?
    Smangat!

 

Design by hackerunyil,abankzuya.blogspot.com